Selasa, 27 Mei 2014

Parents

selamat malam sahabat nusantara.
Untuk siapapun sahabat-sahabat yang seorang perantau seperti saya. Saya mau berbagi cerita tentang pengalaman saya jauh dari keluarga, semoga bermanfaat dan ada hikmahnya. Aamin...

Saya dari kecil selalu jauh dari orang tua, semenjak SD usia 6 tahun sampai sekarang kuliah di usia 26 tahun masih jauh dari orang tua. Saya punya waktu sedikit sekali bertemu meraka, hanya saat hari raya Idul Fitri.  Kedua orang tua saya kerja sebagai pelayan di Sumatera Selatan dan tanah kelahiran saya di Subang Jawa Barat. Waktu SD saya di titipkan ke saudara-saudara dari pihak ibu, lambat laun saya terbiasa jauh dari kedua orang tua, bahkan ketika itu saya ingat betul ada tetangga yang menangis ketika hari Idul Fitri kedua orang tua saya tidak pulang, padahal perasaan saya sudah terbiasa jauh dari mereka dan tak merasakan sedih sedikitpun (awal mula matinya rasa dalam hati saya). Sampai saya beranjak dewasa, selalu canggung ketika berbicara dengan orang tua. jarang sekali ada canda atau kelakar ketika terjadi percakapan. Semuanya hanya senyap dan kalimat-kalimat serius keluarga.

Tapi sebenarnya bukan itu poinnya, saya hanya ingin mengatakan bahwa ketika saya jauh dari orang tua, lalu saya menyadari satu hal, ada ikatan kasih yang perlahan-lahan jadi kebal tidak sensitif. Semua yang telah terjadi tidak pernah sedikitpun saya sesali. Hanya ada satu hal yang membuat hati terasa di iris, pedih. Ketika saya bertemu dengan orang tua, saya seperti melompati waktu, tiba-tiba saya melihat sosok renta yang termakan usi tanpa saya memaluinya bersama.

Semoga sahabat-sahabat yang selalu dekat dengan orang tua bisa selalu menghormati dan menyayangi orang tua terkasih, meski selalu saja ada drama keluarga yang membuat kita kesal. Toh itu harmoni kehidupan.

Salam,
yang sehat yang selamat selalu.

Senin, 26 Mei 2014

Born

Ini isi kepala!
Yang tak tampak tapi memberi dampak.
Ini isi kepala!
Dimana semua dunia berada padanya.
Maya dan nyata.

Isi kepala!